Ilustrasi |
Wahai kaum muslim
Mari kita perhatikan
Sebuah pelajaran berharga dari Tuhan
Berupa untaian hikmah kehidupan
Sebagai pelajaran bagi kaum beriman
Untuk bekal perjalanan kehidupan
Pertama,Dari air kita belajar ketenanganAir beriak tanda tak dalamSemakin dalam semakin tenangIbarat sebuah perumpamaanUntuk orang berilmu dan orang bodohBanyak mulut memang simbol kebodohanBanyak diam memang simbol kebijaksanaan
Kedua,Dari Batu kita belajar ketegaranBelajar sabar menghadapi cobaanSeperti Batu karangYang takkan menyerahDi timpa ombak yang berdeburanJangan seperti Sampah ditengah lautanYang terombang ambing tanpa tujuanSeperti orang yang menuruti tren zamanMereka tak tahu kearah manakah mereka berjalanEntah untuk gengsi kehidupanAtau hanya untuk memenuhi nafsu liarUjung-ujungnya pasti menyengsarakanSelalu tidak puas dengan keadaanSelalu mengikuti perubahan modeSelalu berpenampilan serba kebarat-baratanMenyukai cara berpakaian tapi hakikatnya telanjangMenyukai hidup cara binatang JalangTelanjang dikatakan lebih baikDaripada berpenampilan sopanSebuah cara berpikir dan pola hidup serba edan !
Ketiga,Dari lebah kita belajar memberi manfaatSaling tolong menolong dalam kehidupanTidak memandang sebuah perbedaanKarena bunga bukan bangsa lebahPadahal lebah setia membantu penyerbukanBegitu juga bunga memberi imbalanBerupa madu kepada lebahKeduanya saling membutuhkanSebuah gambaran keharmonisan kehidupanDapatkah manusia belajar demikian?Ditengah maraknya globalisasi zamanSeiring ditonjolkan individualismeDan Egoisme yang diperturutkanIdeologi materialisme yang dipertuhankan
Bukankah manusia sering berkata
Kita adalah makhluk sosial
Yang tidak pernah bisa lepas
Dari sebuah patah kata "kita saling membutuhkan"
Namun kenyataan kehidupan
Realitas perubahan zaman
Yang tidak terkontrol dengan benar
Sehingga manusia lupa dirinya sendiri
Lupa Tuhan, Lupa daratan, Lupa Ingatan
Lupa saudara, Lupa keluarga, Lupa Teman
Lupa budaya, Lupa agama, rusak moral
Manusia kemudian memilih menjual diri kepada setan
Daripada menjadi Abdi Tuhan
Memilih menjadi binatang jalang
Yang menuruti hawa nafsu liar
Senang sesaat, sengsara selamanya kemudian
Coba perhatikanBangsa lebah, tidak pernah berbuat demikianMakanannya selalu halal dan menyehatkanTak kenal lelah tuk saling berbagi rezekiKepada sesama makhluk-NyaTanpa memandang perbedaanHanya memandang kemaslahatanDemi keharmonisan kehidupanNamun kenapaDidalam dunia modernDunia lebah bukan lagi hikmahNamun hanya teori bualanPelajaran disekolahanDikatakan lebah hanya binatangTak punya akal pikiranMenuruti naluri dan metaformosa kehidupanNamun apakah tak sadarManusia telah kehilangan Guru besarDengan anggapan dia lebih mulia dari bangsa binatangSehingga tak mau mengambil pelajaranDari bangsa lebah yang dianggap lebih rendahNamun sekali lagi manusia tlah lupa diriPadahal dari lebah dia mengambil madunyaDari lebah mengambil banyak manfaatnyaDari madu lebah dia menyembuhkan penyakitnyaCara hidup mereka benar-benar mulia
Sadarkah kita ManusiaYang menganggap diri paling besarPaling merasa punya kepandaianPaling punya akal pikiranMakhluk paling berpendidikanGelar sarjana ia banggakanNamun kenapaTak ia gunakan untuk memahamiHakikat dunia binatang dan tumbuhanBahwa naluri lebah jauh lebih muliaDaripada sistem hidup manusiaYang mengikuti hawa nafsunyaIdeologi sesat yang diagungkanEgoisme yang diperturutkanIndividualisme dan materialisme dipertuhankanYang berakibat rendahnya martabatDan merosotnya moral manusia
Sehingga mau tak mauManusia harus menjadi mahluk dunguTak bisa memandang sekitarHanya mampu memandang diri sendiriHanya mampu berguru pada naluri kebodohanMemang PantaslahDengan mudahnya setan menyesatkanMakhluk yang membusungkan dadaYang menjadikan sombong, ujub, riya'Sebagai identitas kebanggaannyaMerasa bangga dengan kepintaran otak kecilnyaMerasa besar dengan kekayaan dan jabatannyaPadahal binatang sekecil lebahTernyata tak mampu manusia menandinginya
Lanjut Ke : Sebuah Nasehat Untaian Syair Alam..! Part2
Dari : M. Ashabus Samaa'un
(seorang penyair dan anggota majelis dakwah ashabul muslimin)
Dipublikasikan Oleh : Mutiara Public
Posting Komentar